SOLOPOS.COM - Ilustrasi modal usaha. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO – PT Amartha Mikro Fintek dan Flip berkolabroasi untuk mendorong akses pendanaan retail untuk penyaluran modal produktif. Kolaborasi ini menghasilkan fitur pendanaan yang memungkinkan pengguna Flip mendanai mitra UMKM Amartha lewat aplikasi Flip.

Pendanaan dilakukan dengan sistem crowdfunding atau pendanaan kolektif, sehingga diharapkan dapat meningkatkan akses penyaluran modal produktif dari segmen retail. Kolaborasi ini bertujuan mendorong minat pasar retail dalam mendukung penyaluran modal bagi UMKM di pedesaan. Dalam rilis yang diterima Solopos.com, pada Jumat (12/5/2023), Chief Funding Officer Amartha, Julie Fauzie, menjelaskan sistem crowdfunding merupakan salah satu produk yang memungkinkan pendana untuk mendanai satu atau lebih dari peminjam dana di satu platform, secara gotong royong atau kolektif dengan modal yang terjangkau.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Lewat aplikasi Flip, pendana dapat menyalurkan modal ke beberapa mitra usaha ultra mikro sekaligus dengan kualitas portofolio yang baik dan memperoleh bagi hasil yang dibayarkan secara mingguan. Lebih lanjut, Juli menguraikan kolaborasi Amartha dan Flip bertujuan memperluas akses pendanaan bagi UMKM lewat teknologi yang inklusif.

“Dengan skema crowdfunding, pendana bisa mendanai mulai dari Rp100.000, sangat terjangkau sehingga diharapkan dapat menarik pendana retail yang lebih masif untuk mendiversifikasikan portofolionya pada pendanaan produktif. Ini merupakan bagian dari upaya Amartha untuk turut mendukung peningkatan inklusi keuangan di Indonesia,” papar Julie dalam rilis tersebut.

Potensi pendanaan dari kanal retail untuk mengakselerasi pertumbuhan UMKM masih sangat besar. Amartha dengan komitmennya pada pemberdayaan UMKM sangat terbuka terhadap peluang kolaborasi dan inovasi dari berbagai institusi, termasuk Flip.

Dengan terjalinnya kolaborasi dari berbagai institusi diharapkan para pelaku UMKM bisa mendapatkan kesempatan untuk mengakses pembiayaan yang lebih luas sehingga dapat terwujud kesejahteraan yang merata, baik itu para pelaku usaha dan juga pendana retail.

VP Enterprise Growth & Business Development Flip, Henri Halim, menjelaskan tujuan Flip sebagai perusahaan penyedia jasa pembayaran berbasis teknologi untuk menghadirkan solusi keuangan bagi masyarakat dan pelaku bisnis UMKM. Henri mengungkapkan kolaborasi ini merupakan wujud komitmen Flip dalam mendukung kemajuan UMKM lokal untuk terus tumbuh serta dukungan dalam meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia.

“Flip optimis kemudahan teknologi yang kami hadirkan dapat menarik lebih banyak pendana pemula untuk mulai mendiverisifikasi portofolionya dengan mendanai UMKM lewat fitur pendanaan Amartha di Flip. Saat ini, fitur pendanaan Amartha dapat digunakan oleh beberapa pengguna Flip, tentunya kami terus meningkatkan kolaborasi ini agar seluruh pengguna Flip dapat menikmati fitur pendanaan Amartha,” ungkap Henri.

Hingga saat ini secara kumulatif, Amartha telah menyalurkan permodalan lebih dari Rp12 triliun kepada 1,7 juta mitra usaha di 35.000 desa di Indonesia. Sebagai mitra kolaborasi, Flip Flip telah membantu transaksi masyarakat hingga triliunan rupiah tiap bulannya dan juga membantu lebih dari 12 juta pengguna individu menghemat dengan total triliunan rupiah dari solusi transfer antarbank dan top-up e-wallet.

Akses pembiayaan modal bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) diperlukan untuk menjangkau pasar retail modern yang lebih luas. Namun keterbatasan akses terhadap pembiayaan modal menjadi salah satu kendala yang biasa dihadapi oleh pelaku UMKM.

Ketua Paguyuban UMKM Solo (PUS), Iman Buhairi Santoso, menjelaskan perlunya akses pembiayaan permodalan bagi UMKM disebabkan karena pola produksi pelaku UMKM dengan sistem made by order. Dengan begitu, UMKM memerlukan modal yang besar untuk pesanan dalam skala besar.

“Karena pola UMKM memang yang penjualannya by made order kadang ke pontang-panting untuk modal dan order skala besar,” terang Iman, saat dihubungi Solopos.com, Jumat (12/5/2023).

Untuk menjangkau akses pembiayaan permodalan biasanya pelaku UMKM banyak mendapatkan tawaran dari perbankan ataupun pihak swasta, bahkan dari BUMN. Walaupun animo pelaku usaha cukup banyak, namun banyak juga pelaku usaha yang tidak memenuhi persyaratan.

“Banyak tawaran dari perbankab baik swasta maupun BUMN, animo banyak tapi banyak yang tidak memenuhi persyaratan karena tidak lolos BI Checking [Sistem Layanan Informasi Keuangan], ini yang membuat teman-teman bingung untuk bergerak,” tambah Iman.

Pemkot Solo getol melakukan pendampingan bagi pelaku usaha melalui Pusat Layanan Usaha Terpadu Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (PLUT-KUMKM) yang terletak di Kecamatan Jebres, Kota Solo. Pendampingan tersebut juga termasuk pada akses pembiayaan.

Koordinator Konsultan PLUT-KUMKM Kota Solo, Teguh Widi Setyahadi, saat ditemui Solopos.com, di kantornya menguraikan salah satu bentuk pendampingan dalam akses pembiayaan adalah dengan cara advokasi dan pendampingan jasa keuangan. Dengan cara memberikan fasilitas akses pembiayaan, advokasi bagi koperasi simpan pinjam (KSP) dan lembaga keuangan mikro (LKM), dan fasilitasi linkage.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya