SOLOPOS.COM - Ilustrasi perputaran uang. (Ilustrasi/Freepik)

Solopos.com, SOLO — Para pedagang pasar tradisional di Soloraya mengaku masih membutuhkan jasa rentenir atau yang biasa disebut bank thithil setelah Lebaran.

Mereka menjelaskan, terpaksa meminjam ke rentenir karena kehabisan modal hingga Kredit Usaha Rakyat (KUR) di BRI yang terbilang lama hingga belum kunjung mereka terima sampai sekarang.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Para pedagang mengaku meminjam ke rentenir mulai dari Rp1 juta hingga Rp5 juta. Mereka menyebut, memiliki cara berbeda-beda dalam melunasi hutan kepada rentenir. Ada yang membayar dengan iuran per hari, ada yang membayar di akhir bulan dengan bunga tertentu.

Salah satu pedagang yang ditemui Solopos.com, Minggu (30/4/2023), yakni pedagang sayur di Pasar Boyolali, Endang. Ia mengaku meminjam sebesar Rp3 juta untuk modal berjualan selama lima hari.

Endang mengaku, modal berjualannya berkurang karena digunakan untuk Lebaran.

“Modal saya cuman sisa Rp4,5 juta karena habis buat memberikan uang saku dan belanja kebutuhan Lebaran. Jadi saya meminjam pas Senin (24/4/2023) untuk modal berjualan sampai Jumat (28/4/2023),” jelasnya.

Endang menjelaskan, sistem pembayaran hutang kepada rentenir adalah dengan melunasi di akhir bulan. Ia menyebut, jika gagal mengembalikan hutangnya di akhir bulan ada denda sebesar 20 persen dari pinjaman.

“Intinya saya pinjam Rp3 juta dan harus mengembalikan Rp3,5 juta di akhir bulan. Kalau misalkan enggak bisa membayar ada tambahan sebesar 20 persen dari pinjaman, jadi total kalau saya telat bayar di akhir bulan, saya harus mengembalikan Rp4,1 juta,” jelasnya.

Endang sebenarnya pernah mencoba mencari pinjaman modal melalui KUR.

Namun, KUR yang diajukan sejak sebelum Lebaran masih belum diterimanya. Endang juga sudah berusaha meminjam di Bank Perkreditan Rakyat (BPR), namun nominal peminjamannya belum disetujui.

“Pinjaman saya belum disetujui oleh bank sejak sebelum Lebaran, sedangkan kalkulasi saya emang kalau habis Lebaran butuh modal lebih. Kalau di BPR masih kesulitan buat mendapatkan nominal pinjaman sesuai kebutuhan, mungkin karena aset saya juga enggak banyak,” kisahnya.

Pengalaman berbeda diungkapkan Kirman. Pedagang yang biasa berjualan daging di Pasar Nusukan ini mengaku meminjam ke rentenir dengan nominal Rp5 juta.

Ia menyebut sudah menjadi kebiasannya meminjam ke rentenir pascalebaran untuk menambah modal.

“Saya sudah pinjam ke rentenir sudah lama dan sudah langganan setiap habis Lebaran pasti pinjam sekitar Rp4-5 juta buat modal jualan. Biasanya nanti saya kembalikan pinjamannya di akhir bulan,” jelasnya.

Kirman menyebut sistem meminjamnya adalah dengan melakukan pelunasan tanpa bunga. Tetapi, selama belum bisa melunasi, ia harus membayar Rp20.000 per harinya.

“Saya enggak ada bunga, cuman kalau belum bisa bayar satu hari setelan meminjam saya harus memberikan uang Rp20.000 per hari sampai bisa membayar,” kisahnya.

Kirman mengatakan ia sebenarnya sudah mendapatkan KUR sejak Maret 2023. Tetapi uang yang didapatkan belum cukup untuk modal. “Saya dapat KUR awal Maret, tapi ya sudah habis, apalagi dapatnya juga enggak banyak hanya Rp2 juta, untuk modal seminggu ya habis,” kisahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya