SOLOPOS.COM - Pemilik Mamnich, Adi Budiarto memproduksi suvenir offical untuk perayaan Hari UMKM Nasional 2023, di rumah produknya di Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Kota Solo, pada Senin (7/8/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, JAKARTA — Asosiasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Indonesia (Akumindo) meminta perusahaan fintech untuk turut serta mendorong percepatan digitalisasi UMKM.

Sekretaris Jenderal Akumindo Eddy Misero mengatakan pentingnya mulai mendukung UMKM Indonesia agar mampu beradaptasi dengan teknologi, karena UMKM saat ini menjadi salah satu tulang punggung perekonomian Indonesia.

Promosi Telkom Apresiasi Wahyu, Warrior Telkom Akses yang Viral karena Bantu Petani

“Saya minta fintech all out dukung kemajuan UMKM, karena UMKM juga penyokong pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Eddy dalam sesi diskusi Press Club AFPI secara virtual, di Jakarta, Kamis.

Eddy menjelaskan dalam implementasinya terdapat sejumlah kendala, salah satunya tingkat literasi yang masih tergolong rendah.

Hal itu karena dari segi pendidikan para pelaku UMKM yang berada di tingkat menengah ke bawah atau middle-to-low. Kendala lain yang kerap dikeluhkan para pelaku UMKM yaitu dari segi pendanaan.

“Tetapi jangan juga menjadi pelaku UMKM yang menerima nasib. Meski dalam kondisi tertatih, pelaku UMKM harus mempunyai growth mindset. Jangan menjadikan suatu kesulitan sebagai hambatan, tetapi harus dijadikan tantangan yang dapat mendorong kita untuk berkembang,” ujar Eddy.

Ia mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk berperan serta secara totalitas mendukung kemajuan UMKM yang berdampak pada penguatan ekonomi nasional.

Eddy secara khusus mengapresiasi perusahaan fintech, karena sudah berada di jalur yang tepat dengan mengambil porsi yang sangat dibutuhkan oleh UMKM, yaitu mempermudah proses pembiayaan dengan proses digitalisasinya.

Direktur Eksekutif Forum Komunitas Usaha Mikro, Kecil, Menengah (Fokus UMKM) Ari Prabowo menyampaikan, dari sebanyak 60 juta lebih unit UMKM di Indonesia, secara persentase masih sedikit UMKM yang bisa memanfaatkan permodalan melalui fintech, karena minimnya pengetahuan mengenai dunia digital.

Padahal proses digitalisasi sangat penting, yang menjadi salah satu unsur dari komitmen 4 go dengan fokus go legal, go modern, go digital, dan go global.

Adapun kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia telah mencapai lebih dari 60 persen. Lebih dari 90 persen tenaga kerja di Indonesia telah terserap oleh UMKM, namun dalam perjalanannya.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Sunu Widyatmoko mengutip riset AFPI sebelumnya bahwa permintaan pembiayaan UMKM masih belum merata dan masih terpusat di Jawa dan Bali, yakni 62 persen dari total pembiayaan UMKM di Indonesia pada 2022 sebesar Rp1.400 triliun.

Padahal segmen dengan pertumbuhan tertinggi ada di Indonesia timur dengan skala ultra mikro dan mikro. Namun, sampai saat ini akses pendanaan masih terbatas di wilayah tersebut.

Adapun berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), nilai outstanding pinjaman fintech P2P lending pada Juli 2023 sebesar Rp55,98 triliun. Angka tersebut termasuk pembiayaan terhadap UMKM Indonesia yang terus mengalami peningkatan dibandingkan periode-periode sebelumnya.

Saat ini secara keseluruhan, total pinjaman yang telah disalurkan fintech P2P lending di Indonesia sejak 2018 hingga Juli 2023 mencapai Rp657,85 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya