Bisnis
Jumat, 10 Juni 2022 - 15:39 WIB

Akhir Pekan, IHSG Ditutup Melemah di Level 7.086,65

Haffiyan  /  Ahmad Mufid Aryono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (23/6/2020). (Solopos/JIBI/Himawan L Nugraha)

Solopos.com, JAKARTA–Pada perdagangan di akhir pekan, Jumat (10/6/2022), Indeks harga saham gabungan (IHSG) anjlok dan ditutup turun 1,34% atau 96,18 poin menjadi 7.086,65.

Hal ini karena aksi jual investor asing terhadap saham-saham big caps seperti BBNI, BBCA, TLKM, dan ARTO.

Advertisement

IHSG juga tertekan sentimen proyeksi kenaikan suku bunga The Fed yang lebih agresif.

Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 7.051,22-7.160,11.

Advertisement

Sepanjang sesi, indeks bergerak di rentang 7.051,22-7.160,11.

Total transaksi saham jelang penutupan Rp16,59 triliun. Investor asing cenderung melakukan aksi jual dengan net sell Rp256 miliar.

Baca Juga: IHSG Sesi I Turun ke Level 7.117,56, Saham Tambang Ambrol

Advertisement

Sementara itu, saham BBNI, BBCA, TLKM menjadi yang paling banyak dilego asing dengan net sell masing-masing Rp206,8 miliar, Rp116 miliar, dan Rp92,6 miliar.

Analis NH Korindo Sekuritas Indonesia Dimas Pratama menyampaikan IHSG terimbas sentimen negatif perihal kenaikan suku bunga The Fed yang lebih hawkish.

Bank Sentral Eropa (ECB) kemarin akan mengakhiri quantitative easing pada 1 Juli dan menaikkan suku bunga 25 bps akhir Juli, setelah 10 tahun menetapkan suku bunga rendah.

Advertisement

ECB juga berpeluang lebih agresif pada September mendatang.

Baca Juga: Jelang Akhir Pekan IHSG Diprediksi Melemah, Cermati Saham-Saham Ini

Sementara itu, growth stock kapitalisasi besar kembali tekan bursa Wall Street, dengan Nasdaq turun hingga 2,75%.

Advertisement

Investor menantikan respons The Fed, seiring dengan data inflasi (CPI) AS pada Mei yang diproyeksikan 8,3% YoY, atau sangat jauh dari target 2%.

“Hal ini berpotensi membuat the Fed lebih hawkish pada September, setelah FFR Juni dan Juli yang diproyeksikan naik masing-masing 50 bps. Sentimen negatif sinyal kenaikan suku bunga ECB, dan proyeksi inflasi tinggi AS, membuat IHSG bergerak menurun,” paparnya dalam publikasi riset.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul IHSG Gagal Happy Weekend, Saham BBNI, BBCA, TLKM Dilego Asing

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif