SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras. (Freepik.com)

Solopos.com, SOLO — Guru Besar Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Darsono mengingatkan impor beras harus digunakan untuk mengamankan stok, bukan gali lubang tutup lubang.

“Lebih diutamakan motif  impor itu semata-mata digunakan untuk pengamanan stok beras, artinya bukan dimakan hari ini. Jadi logika impor itu bukan untuk gali lubang tutup lubang, itu berbahaya,” kata dia ketika dihubungi Solopos.com, Senin (13/11/2023).

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Menurutnya hari ini, pangsa beras di dunia sangat tipis. Hal ini lantaran para importir beras mengutamakan pemenuhan kebutuhan pokok domestik masing-masing negara. Kondisi tersebut memungkinkan adanya kelangkaan.

“Jadi beras yang ditransaksikan di dunia sangat kecil, bisa jadi hanya 3 persen [dari keseluruhan produksi beras], karena negara penghasil beras itu lebih dulu mengamankan kebutuhan mereka, sehingga transaksi sangat tipis. Artinya risiko kelangkaan itu ada,” lanjut dia.

Maka dia menegaskan impor beras harus bertujuan memperkuat stok atau cadangan beras untuk mengantisipasi risiko kelangkaan.

“Kalau kita impor untuk makan hari ini pada situasi pasar yang sangat tipis, itu yang saya sebut bahaya tadi. Ketika kelangkaan itu benar terjadi, itu kan kita jadi tidak makan. Tetapi impor itu digunakan untuk stabilisasi stok itu oke. Artinya masih sehat,” lanjut dia.

Menurutnya kekurangan beras terjadi hampir setiap tahun dan sudah menjadi siklus musiman yang terus berulang. Indonesia sebenarnya menyandang status sebagai negara penghasil beras nomor tiga dunia.

“Tapi karena pangsa konsumsi juga tinggi, sehingga kita masih harus impor,” kata dia.

Menurutnya dalam jangka pendek langkah impor beras untuk kepentingan stabilisasi kebutuhan pangan menjadi penting. Terlebih kenaikan harga pangan selalu menyumbang porsi inflasi yang cukup besar.

“Sehingga ini stok harus terjaga, neraca pokok dalam hal ini beras harus aman,” kata dia.

Cara mengamankan stok dalam negeri bisa dengan menggenjot produksi domestik. Namun jika dalam waktu jangka pendek tidak terpenuhi, cara paling memmungkinkan adalah impor.

“Jika produksi domestik dalam jangka pendek tidak bisa mengcover, ya maka mau tidak mau harus menutup itu dengan cara mengambil beras dari produk luar domestik atau impor,” kata dia.

Melansir dari Bisnis.com, selama 2023, pemerintah telah mengeluarkan penugasan impor beras mencapai 3,5 juta ton kepada Bulog.

Secara terperinci, penugasan impor 2 juta ton dikeluarkan pada awal tahun, sedangkan penugasan impor 1,5 juta ton dikeluarkan pemerintah sejak Oktober 2023 lalu.

Adanya El Nino yang menekan produksi beras dalam negeri hingga stabilitas harga menjadi dalih pemerintah untuk mendatangkan beras dari luar negeri.

Plt. Menteri Pertanian, Arief Prasetyo Adi memastikan ada tambahan kuota impor beras 1,5 juta ton di akhir tahun ini. Adapun izin tambahan impor tersebut sudah terbit setelah dikoordinasikan dalam rapat antara Kementerian dan Lembaga.

“Pak Presiden ingin nambah 1,5 juta ton importasi, izin sudah siap, RIPH [rekomendasi impor produk hortikultura] sudah, impor sudah, tinggal percepatan bidding oleh Bulog,” ujar Arief saat ditemui di Gedung Kementerian Pertanian, Senin (9/10/2023).

Izin tambahan kuota impor beras itu telah disetujui oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Menteri Perdagangan dan Kementerian Pertanian.

Adapun sumber impor beras tersebut, kata Arief paling besar masih mengandalkan Vietnam dan Thailand.

Kendati demikian, Arief menekankan bahwa impor beras tambahan ini dilakukan sebagai upaya menghadapi kondisi darurat pemenuhan stok beras dalam negeri.

“Jangan kita bangga impor-impor terus ya, ini hanya emergency meningkatkan stok levelnya Bulog,” ujar Arief.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya