SOLOPOS.COM - Ilustrasi kecerdasan buatan atau Artificial Inteligence (AI). (Freepik)

Solopos.com, JAKARTA – Survei perusahaan konsultan di bidang sumber daya manusia (SDM), Robert Walters Indonesia mengungkapkan sekitar 82 persen profesional terutama di Ibu Kota Jakarta berencana mencari pekerjaan baru pada 2024.

“Pertimbangan untuk pindah ke lokasi baru karena beberapa sebab,” kata Country Head Robert Walters Indonesia, Eric Mary dalam keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu (20/1/2024) seperti dilansir Antaranews.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Pertimbangan yang utama adalah terkait kompensasi, nilai-nilai perusahaan dan dinamika yang berkembang pada sektor tertentu pada 2024.

Pasar kerja Indonesia diperkirakan akan tetap dinamis, dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang solid di sektor-sektor kunci.

“Kami melihat pergeseran strategis dari sisi perekrutan, terutama di bidang teknologi digital seperti kecerdasan buatan [artificial intelligence/AI],” katanya.

Terkait temuan itu, Eric mengatakan, perusahaan perlu beradaptasi dengan tempat bekerja dan memberikan keterampilan digital bagi karyawannya.

“Laporan kami bertujuan untuk membekali perusahaan dan karyawan dengan wawasan yang diperlukan untuk menavigasi perubahan ini secara efektif,” kata Eric.

Survei juga menunjukkan sebanyak 73 persen karyawan merasa percaya diri dengan prospek kerja di bidang yang mereka tekuni. Namun munculnya AI telah menimbulkan berbagai reaksi di antara karyawan.

Lebih dari 50 persen merasa khawatir AI akan menggantikan peran yang bersifat rutin, sementara yang lain menunjukkan berbagai tingkat kekhawatiran atau tidak khawatir sama sekali.

Dalam beradaptasi dengan perubahan teknologi ini, 46 persen karyawan dalam survei tersebut berencana untuk meningkatkan keterampilan dalam 12 bulan ke depan. Sebanyak 47 persen lainnya melihat kebutuhan tersebut, tetapi merasa masih perlu mengeksplorasi lebih lanjut.

Budaya perusahaan memiliki peran penting bagi karyawan dalam membuat keputusan karir. Sebagian besar dari mereka menganggap nilai-nilai perusahaan sangat penting saat memilih sebuah perusahaan.

Sebanyak 82 persen profesional berharap agar perusahaan mereka saat ini atau yang akan datang lebih serius memprioritaskan keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.

“Hal ini menunjukkan pergeseran menuju pendekatan yang lebih seimbang dalam bekerja,” kata dia.

Pengembangan Talenta Digital

Di sisi lain, Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir menyebutkan ada aspek penentu yang penting dikembangkan dalam pengembangan kecerdasan artifisial (AI) di Indonesia keduanya yaitu data dan talenta digital.

Dharma, dalam keterangan di Jakarta, Jumat (19/1/2024), melihat istilah data sebagai minyak baru memang benar adanya, namun dalam pengembangan AI rupanya data lebih cocok dikategorikan sebagai nutrisi. Data yang beragam memungkinkan AI melakukan pembelajaran dengan lebih optimal terkhusus untuk AI generatif yang mengandalkan large language model (LLM).

Agar menjadi nutrisi yang tepat bagi AI, diperlukan pengaturan data yang terintegrasi dan rapi mengingat saat ini data memiliki banyak bentuk. Sebagai contoh ada data terstruktur seperti tabel database dan lembar Excel, namun, ada juga yang tidak terstruktur seperti audio atau pun gambar.

Tak hanya data, pengembangan talenta digital juga menjadi aspek penting untuk masa depan pemanfaatan AI di Indonesia. Sebab secanggih-canggihnya AI, pada akhirnya hanya dapat bekerja dengan data yang diberikan manusia, dan dikembangkan untuk meningkatkan kompetensi manusia.

Dalam era di mana AI mengubah cara kerja dengan menjadikan kreativitas sebagai produktivitas baru dalam keseharian kita sehari-hari, setiap individu, bukan hanya pakar AI, akan membutuhkan kompetensi utama baru.

Beberapa di antaranya seperti pertimbangan analis, kecerdasan emosional, evaluasi kreatif, keingintahuan intelektual kemampuan memberikan perintah dan keterampilan menggunakan AI. Setiap individu yang akan menjadi talenta digital perlu menghabiskan lebih banyak waktu untuk melakukan high-level thinking skills (HOTS), alih-alih low-order thinking skills (LOTS).

HOTS merupakan keterampilan berpikir yang fokus pada “mengapa dan bagaimana”, seperti menganalisis informasi dengan pola pikir kritis, serta membuat maupun menghasilkan sesuatu secara kreatif.

Dengan hadirnya panduan etika kecerdasan artifisial yang diluncurkan di akhir tahun lalu oleh Pemerintah dalam bentuk Surat Edaran Menkominfo nomor 9 tahun 2023, bisa dibilang 2024 menjadi babak baru untuk pengembangan AI di Indonesia.

“Hal ini menjadikan Indonesia salah satu negara terdepan di Kawasan ASEAN dalam pengaturan AI oleh pemerintah, ini patut diapresiasi karena mampu menjadi panduan awal atas pengembangan inovasi berbasis AI yang bertanggung jawab – memungkinkan lebih banyak pihak untuk memperoleh manfaat dari AI, sembari memastikan AI berada dalam kontrol manusia, dengan pemerintah di garda terdepan pengaturannya,” kata Dharma.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya