SOLOPOS.COM - Pekerja tengah memetik kopi kawasan wisata Agroedupark Tlogo Wening, Desa Ndelik, Kecamatan Tuntang, Semarang, Jumat (23/6/2023). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Kabupaten Semarang memiliki salah satu potensi investasi yang menarik yakni Agroedupark Tlogo Wening.

Kawasan wisata tersebut masuk dalam potensi investasi yang ditawarkan pada gelaran Road to Central Java Investment Business Forum di Hotel Gumaya Semarang, Jawa Tengah, Kamis (22/6/2023).

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tim Ekspedisi Investasi Jateng 2023 Solopos Media Grup (SMG), total proyek investasi Agroedupark Tlogo Wening yang ditawarkan pemerintah mencapai Rp361,5 miliar.

Ekspedisi Investasi Jateng 2023 merupakan bagian dari program kolaborasi Solopos Media Grup (SMG) bersama Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jawa Tengah, Bank Jateng, dan Semen Grobogan.

Kepala Seksi Promosi dan Pengembangan DPMPTSP Kabupaten Semarang, Windarsih, Kamis, mengatakan kawasan tersebut merupakan pengembangan wisata terpadu melalui integrasi kawasan Tlogo, Bawen, Rawa Pening dan ekonomi kreatif sebagai kawasan pariwisata.

Lokasi kawasan wisata Agroedupark Tlogo Wening terletak di Desa Delik, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang di ketinggian 430-675 meter di atas permukaan laut.

Ikon Danau Rawa Pening merupakan salah satu landmark pariwisata Jawa Tengah. Rawa Pening yang menjadi daya tarik utama merupakan danau alam terbesar di Pulau Jawa dengan luas 2.670 Ha.

Windarsih menyebut, selain Danau Rawa Pening, daya tarik wisata Agroedupark Tlogo Wening juga memiliki panorama Gunung Merbabu, Telomoyo dan juga Ungaran.

Jumlah pengunjung Kawasan Wisata Agroedupark Tlogo Wening selama tiga tahun terakhir menunjukkan peningkatan yang signifikan yaitu sebanyak 37.382 orang wisatawan per tahun.

Jumlah tersebut terdiri dari 36.850 wisatawan domestik dan 532 wisatawan mancanegara. Jumlah wisatawan ini meningkat empat kali lipat lebih banyak dari tahun-tahun sebelumnya. Angka investasi pada kawasan tersebut mencapai Rp361,5 miliar.

“Agroedupark Tlogowening merupakan bagian dari rencana pengembangan Tlogowening. Tlogowening sendiri memiliki banyak rencana pengembangan, antara lain pengembangan sekitar rawa pening. Penyelamatan Danau Rawa Pening sudah dibuat masterplannya,” kata Windarsih.

Meski masih dalam tahap rencana pengembangan, kawasan tersebut telah memiliki magnet yang ditawarkan pengunjung di antaranya Bukit Cinta Banyu Biru dan Jembatan Biru yang dianggap instagramable dan ramai dikunjungi.

Agroedupark Tlogo Wening tersebut berada di atas lahan milik Perusahaan Daerah Citra Mandiri Jawa Tengah. Pada kawasan tersebut juga telah berdiri perkebunan kopi, Tlogo Resort, Gua Rong View hingga wisata edukasi dikawasan setempat.

“Ekosistemnya sudah ada kalau misalnya dikembangkan lebih lanjut dan dikelola sebaik-baiknya investor tidak mulai menanam dari nol. Dengan harapan penyerapan tenaga kerjanya banyak, pengunjung lebih banyak dan ada sisi edukasinya tentang penyelamatan danau rawa pening,” ungkapnya.

Kemudian menurutnya pada sisi pemberdayaan dikawasan tersebut telah ada klaster klinting atau perajin dengan bahan baku eceng gondok.

Nantinya jika kawasan tersebut berkembang, tak menutup kemungkinan UMKM bisa menjadi salah satu wahana wisata yang terintegrasi dengan Agroedupark Tlogo Wening.

“Tentu saja saya berharap ada investor yang berminat mengelola dengan serius agar Agroedupark Tlogo Wening ada multiplayer efek bagi Kabupaten Semarang. Seperti penyerapan tenaga kerja, pertumbuhan ekonomi signifikan, terutama klaster kerajinan dan kuliner menggeliat jika Agroedupark Tlogo Wening bisa diwujudkan,” katanya.

Selain itu Windarsih menyebut Pemerintah Provinsi Jawa Tengah tentu akan memberikan kemudahan investasi dan fasilitasi dalam rangka penerbitan perizinannya.

Menurutnya Kabupaten Semarang tengah menyusun Peraturan Daerah (Perda) pemberian intensif dan kemudahan investasi.

“Perda ini akan menjadi payung hukum dalam pengurangan dan pemberian keringanan retribusi dan pajak daerah. Tentunya apabila investor memenuhi kriteria yang ditentukan sesuai dengan regulasi” beber Windarsih.

Lebih lanjut menurutnya, sudah ada beberapa investor yang berminat dan telah berkunjung ke kawasan tersebut seperti calon investor asal Turki dan domestik untuk melihat situasi. Hanya saja hingga saat ini belum ada yang benar-benar terealisasi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya