SOLOPOS.COM - Ilustrasi pinjol. (Istimewa).

Solopos.com, SOLO — Pengamat Ekonomi Universitas Sebelas Maret (UNS), Bhimo Rizky Samudro, menjelaskan, mahasiswa punya banyak cara untuk menghindari pinjaman online (pinjol) dan paylater.

Salah satunya yakni, mahasiswa harus membedakan jangka waktu kebutuhan yang harus dipenuhi.

Promosi Fokus Transformasi, Telkom Bagikan Dividen Rp17,68 Triliun atau Tumbuh 6,5%

Bhimo juga menyebut, pada dasarnya kebutuhan mahasiswa tidak terbatas dan akan terus bertambah, sehingga perlu penyesuaian dengan uang yang dimiliki.

“Keinginan secara logis ini akan terus bertambah karena kebutuhan atau keinginan barang dan jasa itu relatif unlimited, jadi secara konsepsi tidak terbatas. Bahkan bisa dilihat makin banyak kebutuhan dan keinginan makin beragam dan substansinya makin luas, di sisi lain faktor alat pemenuhan kebutuhan seperti uang itu sifatnya bertambah tapi limited,” jelasnya kepada Solopos.com, Selasa (12/9/2023).

Menurut Bhimo, prefrensi kebutuhan juga membuat mahasiswa memiliki pinjol atau tidak. Disinggung mengenai jumlah uang saku mahasiswa saat ini apakah cukup memenuhi kebutuhan, Bhimo menyebut sangat tergantung dari mahasiswa tersebut mengatur keuangan.

“Apakah kemudian mahasiswa yang tidak menggunakan pinjol apakah cukup dengan uang saku, akan tergantung dari prefrensi kebutuhan. Meskipun kebutuhan tidak terbatas, tapi harus dilhat apakah kebutuhan ini untuk sekarang atau tidak, yang kedua selain prefrensi adalah edukasi, meskipun literasi keuangannya jalan, tapi bisa jadi mengatur dengan lebih bijak dengan memanfaatkan uang saku,” lanjutnya.

Ia menilai, pinjol juga sebenarnya menarik bagi mahasiswa namun punya risiko besar yang juga harus diperhitungkan sebelum meminjam. Menurutnya, langkah mahasiswa harus bijaksana untuk mengatur keuangan.

“Karena namanya pinjol itu praktis, cepat, syaratnya mudah tapi di sisi lain high risk memang. Kebutuhan manusia atau mahasiswa itu unlimited, meskipun pilihan pendanaannya leih mudah. Saya rasa karena ada prefrensi jadi mengoptimalkan uang saku dulu, itu sangat wise dan edukasi juga bermain di situ, cara berpikir, mengambil keputusan dengan bisa memilah dan memilih kebutuhan, apabila bisa ditunda ya tidak dia penuhi langsung,” ulasnya.

Masih banyak gen Z, terutama mahasiswa di Solo yang tidak terjebak pinjol. Mereka mengatakan, cara untuk menghindari jeratan pinjol tersebut adalah dengan tidak terpengaruh gaya hidup mewah atau belanja barang-barang yang tidak perlu.

Bagi para mahasiswa tersebut, lingkungan pertemanan sangat berpengaruh untuk tidak terjebak pinjol. Apalagi saat ini, dengan berkembangnya teknologi dan mudahnya mendapatkan barang impian.

Rata-rata mahasiswa yang tidak terjebak pinjol tersebut mengatakan, mengeluarkan Rp1,5 juta per bulan di luar biaya kos untuk bisa memenuhi kebutuhan.

Salah satu mahasiswa asal Banjarsari, Talida Dewi, 20, yang tidak memiliki pinjol ataupun paylater.

Menurutnya, saat ini sangat banyak mahasiswa yang memanfaatkan paylater dan pinjol untuk memenuhi belanja di e-commerce ataupun secara offline. Menurut Talida, sudah banyak teman-temannya yang mempengaruhinya untuk memiliki pinjol atau paylater.

“Sekarang banyak sekali yang punya pinjol atau paylater. Teman saya punya limit paylater di e-commerce itu sampai Rp40 juta karena saking seringnya belanja menggunakan paylater. Yang menggunakan pinjol juga enggak kalah banyak, bahkan terakhir ada yang pinjam ke saya Rp2 juta karena tagihan pinjolnya sudah jatuh tempo,” ujarnya saat ditemui Solopos.com, Selasa (12/9/2023).

Talida mengatakan per bulannya mendapatkan uang saku Rp750.000 hingga Rp900.000 per bulannya. Uang tersebut digunakan untuk kebutuhan kuliah dan biaya operasional sehari-hari termasuk biaya liburan di akhir pekan.

“Karena perbulannya dapatnya juga enggak banyak, ya saya harus pintar-pintar menutup kebutuhan. Jadi misalkan minggu ini sudah boros yang sampai akhir pekan enggak belanja, atau misalkan ada kebutuhan di kampus ya mengatur keuangannya harus pintar. Kalaupun kurang, saya lebih memilih minta ke orang tua kalau sudah benar-benar urgent, pokoknya sebisa mungkin enggak bersetuhan dengan paylater atau pinjol,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya