SOLOPOS.COM - CEO MNC Group Hary Tanoesoedibjo (JIBI/Antara/Muhammad Adimaja)

Solopos.com, SOLO – Pengusaha dan politikus Hary Tanoesoedibjo menjadi langganan masuk daftar orang terkaya
di Indonesia. Jika disejajarkan dengan pengusaha dan juga politikus Aburizal Bakrie, kekayaan keduanya kira-kira unggul mana ya?

Pemilik nama lengkap Bambang Hary Iswanto Tanoesoedibjo, ini lebih dikenal sebagai Hary Tanoesoedibjo atau hanya
Hary Tanoe, lahir 26 September 1965. Hary adalah pemilik dari MNC Group. Di bidang politik, dia merupakan pendiri
dan Ketua Umum Partai Persatuan Indonesia (Partai Perindo). Ia juga pernah bergabung dalam Partai Nasdem dan
Partai Hanura.

Promosi Kinerja Positif, Telkom Raup Pendapatan Konsolidasi Rp149,2 Triliun pada 2023

Seperti dilansir dari wikipedia, sumber kekayaan Hary Tanoesoedibjo tak lepas dari kedudukannya sebagai pendiri, pemegang saham, dan Presiden Eksekutif GrupBhakti Investama sejak 1989. Bhakti Investama bergerak dalam bisnis manajemen
investasi, yang membeli kepemilikan berbagai perusahaan, membenahinya, dan kemudian menjualnya kembali. Perusahaan
tersebut terdaftar dalam bursa efek sebagai perusahaan terbuka, dan seiring dengan waktu berkembang semakin
besar.

Pada masa krisis ekonomi Indonesia pasca tumbangnya Orde Baru, Hary melalui perusahaannya banyak melakukan merger
dan akuisisi. Pada tahun 2000, Bhakti Investama mengambil alih sebagian saham Bimantara Citra dan kemudian diubah
namanya menjadi Global Mediacom ketika mayoritas saham sudah dimilikinya.

Baca Juga: Trump & Hary Tanoesoedibjo Bangun Resor Ultra Mewah di Indonesia

Sejak pengambil-alihan tersebut, Hary terjun dalam bisnis media penyiaran dan telekomunikasi. Hary kemudian menjadi
Presiden Direktur Global Mediacom sejak 2002, setelah sebelumnya menjabat sebagai Wakil Presiden Komisaris perusahaan tersebut.

Selain itu, ia juga menjabat sebagai Presiden Direktur Media Nusantara Citra (MNC) dan RCTI sejak 2003, serta
sebagai Komisaris Mobile-8, Indovision dan perusahaan- perusahaan lainnya dibawah bendera grup perusahaan Global
Mediacom dan Bhakti Investama.

Selain tiga stasiun televisi swasta, yaitu RCTI, TPI, dan Global TV, grup medianya juga mencakup stasiun radio Trijaya FM dan beberapa media cetak seperti surat kabar Harian Seputar Indonesia, majalah ekonomi dan bisnis Trust, dan tabloid remaja Genie.

Pada 2022 ini , Majalah Forbes memperkirakan kekayaanHary Tanoe mencapai US$1,5 miliar atau sekitar Rp21,5
triliun.

Baca Juga: Hary Tanoesoedibjo Optimistis Perindo Lolos ke Senayan

Kekayaan Aburizal Bakrie

Ketua umum dan calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie
Aburizal Bakrie alias Ical
(JIBI/Solopos/Antara/Dok.)

Sementara itu, Aburizal Bakrie, yang juga akrab dipanggil Bakrie, Ical, atau ARB yang lahir 15 November 1946 merupakan pengusaha Indonesia yang pernah menjabat Ketua Umum Partai Golkar sejak 9 Oktober 2009.

Seperti dilansir wikipedia, Ical pernah menjabat Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat dalam Kabinet Indonesia
Bersatu. Sebelumnya ia juga pernah menjabat sebagai Menteri Koordinator Perekonomian dalam kabinet yang sama,
namun posisinya berubah dalam perombakan yang dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 5 Desember 2005.

Pada 1972, Bakrie bergabung dengan PT Bakrie & Brothers Tbk yang kini dikenal dengan nama Bakrie Group. Perusahaan
tersebut didirikan oleh ayahnya Achmad Bakrie. Antara tahun 1972 hingga 1974, ia menjadi asisten dewan direksi
PT Bakrie & Brothers, sementara dari tahun 1974 hingga 1982 ia adalah direktur PT Bakrie & Brothers.

Dari tahun 1982 hingga 1988, ia menjadi wakil direktur utama PT Bakrie & Brothers, dan dari tahun 1988 hingga 1992 ia menjadi direktur utama PT Bakrie & Brothers, walaupun pada tahun 2000 ia kembali mengemban jabatan tersebut. Ia juga merupakan direktur utama PT Bakrie Nusantara Corporation dari tahun 1989 hingga 1992 dan Komisaris Utama Kelompok Usaha Bakrie dari tahun 1992 hingga 2004.

Baca Juga: Nia-Ardi Terjerat Kasus Narkoba, Begini Respons Aburizal Bakrie

Di bawah kepemimpinannya, bisnis Bakrie Group merambah bidang pertambangan, kontraktor, telekomunikasi, informasi, industri baja, dan media massa (termasuk televisi dan jejaring sosial Path . Berkat bakat bisnisnya pula pada tahun 2006 ia mulai memasuki daftar orang terkaya di Indonesia yang dirilis oleh Forbes.

Saat itu ia menempati posisi keenam dengan kekayaan sekitar $1,2 miliar. Kemudian, dalam kurun waktu setahun,
Bakrie berhasil menjadi orang terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih sebesar $5,4 miliar.

Bahkan menurut majalah Globe Asia pada tahun 2008, dengan jumlah kekayaan senilai $9,2 miliar atau Rp 84,6 triliun.
Kekayaan Bakrie pada saat itu meningkat pesat karena saham salah satu anak usaha PT Bakrie and Brothers (PT Bumi
Resources Tbk atau BUMI) menanjak dari sekitar Rp 300 per lembar pada tahun 2004 menjadi Rp 5.900 per saham pada
tahun 2007.

Namun, dalam daftar yang dirilis oleh majalah Forbes pada tahun 2008, peringkat Bakrie turun ke peringkat kesembilan. Hal ini disebabkan oleh krisis perbankan global, jatuhnya harga komoditas, dan hengkangnya para penanam modal, sehingga saham perusahaan-perusahaan Bakrie mengalami penurunan sebesar 90%.

Baca Juga: Nia Ramadhani dan Ardi Bakrie Divonis Penjara Satu Tahun

Walaupun pada tahun 2009 ia sempat menduduki peringkat keempat, peringkat Bakrie merosot dari peringkat kesepuluh
pada tahun 2010 menjadi peringkat ketigapuluh pada tahun 2011, dengan penurunan jumlah kekayaan sebesar $1,2 miliar
atau 57 persen. Pada tahun 2012, ia tidak lagi menjadi bagian dari daftar 40 orang terkaya menurut Forbes. Hal ini terkait dengan utang yang harus dibayar oleh PT Bumi Resources, terutama setelah harga saham Bumi turun 70%.

Kini tak ada lagi nama keluarga Bakrie di deretan 20 besar taipan Indonesia di daftar Forbes. Tetapi mereka sebetulnya masih diperhitungkan sebagai salah satu konglomerat alias crazy rich di Indonesia

Adapun, Nirwan, Indra bersama dengan Aburizal merupakan saudara kandung yang tergabung dalam Grup Bakrie yang
didirikan oleh ayah mereka, Achmad Bakrie sejak 1940.

Grup Bakrie memiliki bisnis di hampir semua sektor penting perekonomian. Mulai dari bisnis pertambangan, energi,
infrastruktur, jasa keuangan, kesehatan, telekomunikasi, media, perkebunan hingga teknologi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya