Bisnis
Kamis, 15 Desember 2022 - 14:42 WIB

ADB Setujui Pinjaman Rp1,45 Miliar untuk Budi Daya Udang Indonesia

Newswire  /  Muh Khodiq Duhri  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pinjaman dana. (Istimewa)

Solopos.com, JAKARTA – Bank Pembangunan Asia atau Asian Development Bank (ADB) menyetujui pinjaman senilai 93 juta dolar AS atau setara Rp1,45 miliar untuk memajukan budi daya udang bagi peternak kecil di tujuh provinsi Indonesia.

Principal Water Resources Specialist ADB untuk Asia Tenggara, Eric Quincieu, mengatakan Indonesia merupakan salah satu pemain utama di pasar global dengan pangsa pasar global sebanyak 8,7 persen. Hal itu menjadikan Indonesia sebagai produsen udang kelima terbesar di dunia. Indonesia merupakan pengekspor udang ke pasar Uni Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat.

Advertisement

“Melalui bantuan ADB, kami berharap praktik-praktik akuakultur yang berkelanjutan akan membantu mengurangi tekanan terhadap ekosistem sambil meningkatkan produktivitas,” ujar Eric dalam keterangan resmi di Jakarta seperti dilansir Antara, Kamis (15/12/2022).

Menurutnya, proyek ini akan meningkatkan akses peternak kecil terhadap pakan dan benur udang yang berkualitas, produksi, dan pascapanen, serta keterlacakan melalui investasi pada infrastruktur yang dapat beradaptasi dengan iklim, peningkatan kapasitas, dan penguatan rantai nilai.

Proyek ini juga akan memfasilitasi alih pengetahuan kepada Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam memproduksi benur udang dengan genetik berkualitas tinggi. Harapannya, dapat mengurangi ketergantungan terhadap stok benur impor. Sekitar 5.200 peternak kecil, di mana lebih dari seribu adalah perempuan, akan memperoleh manfaat dari peningkatan infrastruktur dan kapasitas.

Advertisement

Baca Juga: Surga Harta Karun Tak Ternilai, Eksplorasi Laut Dalam Indonesia di Depan Mata

Sekitar 35 ribu peternak kecil, di mana sekitar 7 ribu di antaranya adalah perempuan, akan memperoleh manfaat dari peningkatan akses terhadap pakan dan benur udang yang berkualitas dan program peningkatan kapasitas dalam hal akuakultur yang berkelanjutan dan dapat beradaptasi dengan iklim. Proyek ini juga akan berkontribusi terhadap pemulihan dari pandemi Covid-19 dengan memberikan peluang kerja dan mempromosikan kewirausahaan perdesaan.

Adapun proyek turut selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024 dari pemerintah, strategi kemitraan negara ADB 2020-2024 untuk Indonesia, serta Rencana Aksi untuk Laut yang sehat dan ekonomi biru yang berkelanjutan dari ADB.

Advertisement

Baca Juga: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi Rp6.094 Triliun

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif