SOLOPOS.COM - Ilustrasi beras. (Freepik).

Solopos.com, JAKARTA — Beras menjadi komoditas pangan yang tengah disoroti lantaran harganya yang terus melonjak dalam beberapa waktu belakangan. Pasokan yang rendah membuat harga beras kian mahal melampaui harga eceran tertinggi (HET).

Adapun data panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat rata-rata harga beras kualitas medium per 11 September 2023 telah tembus ke level Rp12.760 per kilogram. Begitupun harga beras kualitas premium tercatat Rp14.390 per kilogram.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Badan Pusat Statistik mencatat inflasi harga beras secara kumulatif sejak Januari 2023 hingga Agustus 2023 mencapai 7,99 persen, menjadi angka yang tidak kecil bagi komoditas pokok beras.

Kenaikan harga beras ternyata juga diiringi oleh harga gabah yang tinggi. Rata-rata harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani sudah berkisar Rp7.000 per kilogram, padahal harga acuan pembelian (HAP) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp5.000 per kilogram.

Tingginya harga gabah membuat penggilingan padi skala kecil tak berkutik. Di sisi lain, perusahaan beras raksasa dengan teknologi dan modal besar masih terus berproduksi beras premiumnya.

Dilansir Bisnis.com, berikut daftar nama-nama pengusaha beras yang ada di Tanah Air saat ini:

1. Martua Sitorus – PT Wilmar Padi Indonesia (WPI)

Martua Sitorus dikenal sebagai pengusaha pemilik raksasa Wilmar Group.

Tak hanya bergelut di usaha kelapa sawit, Martua juga bermain bisnis beras melalui salah satu anak usahanya yakni PT Wilmar Padi Indonesia (WPI) yang menjadi salah satu produsen beras terbesar saat ini.

Melalui merek dagang “Sania” beras kualitas premium produksi WPI telah menjamur hampir di seluruh ritel modern di Indonesia.

Martua Sitorus tercatat masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia 2022 versi Forbes. Saat itu Martua Sitorus menjadi orang terkaya ke-17 di Indonesia dengan harta kekayaan US$3,1 miliar atau setara Rp47,5 triliun.

Teranyar, sempat beredar kabar WPI dituding melakukan monopoli harga gabah petani di wilayah Banten. WPI diduga membeli gabah petani dengan harga tinggi hingga menggilas usaha penggilangan rakyat.

Namun, WPI membantah tudingan tersebut. Dalam pertamuannya bersama Ombudsman perwakilan Banten mereka mengaku penyerapan gabah petani oleh PT WPI hanya 5 persen dari rata rata realisasi produksinya sebesar 5.000 ton per bulan atau 200 ton per hari.

Dari minggu pertama Agustus 2023 PT WPI sudah menghentikan aktifitas penyerapan gabah petani.

2. Theodore Permadi Rachmat – PT Belitang Panen Raya (BPR)

Theodore Permadi Rachmat alias yang dikenal sebagai TP Rachmat merupakan pendiri Triputra Group.

TP Rachmat atau yang akrab disapa Teddy ini ikut menggeluti bisnis di perberasan premium nasional melalui PT Belitang Panen Raya (BPR) yang merupakan unit bisnis dari PT Energi Sumber Pangan (SEP) di bawah naungan Triputra Group.

Berdasarkan informasi di situs resmi SEP, PT BPR berdiri pada 2005 dan memiliki pabrik pengolahan beras di Palembang, Belitang dan Karawang, dengan cakupan daerah pemasaran di seluruh Indonesia.

Adapun produk beras yang hasilkan BPR dipasarkan dengan merek dagang Raja dipasarkan di toko ritel modern.

Adapun berdasarkan Forbes real time per 11 September 2023, harta kekayaan bersih Teddy tercatat sebesar US$3,2 Miliar atau setara dengan Rp41,9 triliun. Teddy saat ini terdaftar sebagai orang terkaya ke-936 dunia.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Ini Daftar Konglomerat Produsen Beras saat Harga Naik Gila-gilaan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya