SOLOPOS.COM - Suasana kedai atau kafe Surakartea di Baluwarti, Pasar Kliwon, Solo, Jumat (13/10/2023). (Solopos.com/Dhima Wahyu Sejati).

Solopos.com, SOLO — Kawasan Baluwarti, Pasar Kliwon, menjadi daya tarik tersendiri bagi Kota Solo. Terlebih keduanya memiliki potensi wisata budaya yang bisa dikembangkan baik dari bangunan dan kampung bersejarah, produk budaya, seni, sampai kuliner.

Saat ini wisata di Baluwarti turut dikembangkan oleh Forum Kampung Wisata Njeron Benteng yang digagas oleh tim dari Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret atau FT UNS Solo.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Ketua tim pendamping yang juga Guru Besar Ilmu Transformasi Budaya Bermukim FT UNS Solo, Avi Marlina mengatakan perlu ada sinergi antar stakeholder dan masyarakat agar pengelolaan Baluwarti sebagai kampung wisata bisa semakin berkembang.

Forum Kampung Wisata yang bertugas menjalin kerja sama dengan berbagai lembaga dalam mengembangkan kegiatan pariwisata. Selain itu juga perlu melibatkan Kelompok Sadar Wisata atau Pokdarwis.

“Pokdarwis berperan untuk mensinergikan kerja sama antara forum dengan seluruh komponen yang meliputi komunitas, pemerintahan, universitas, dan media massa,” kata dia kepada Solopos.com, Jumat (20/10/2023).

Dia mengatakan terdapat lima potensi wisata di Baluwarti yakni bangunan cagar budaya, sanggar seni budaya, event budaya, industri kreatif, dan kuliner lokal. Guna mempromosikan kelima potensi itu perlu adanya strategi untuk melakukan branding.

Branding di kawasan warisan budaya bertujuan agar para wisatawan lebih mengenal dan tertarik untuk mengunjungi, serta tinggal beberapa waktu. Ini akan memberikan dampak perekonomian,” kata dia.

Selain itu, perlu dilakukan promosi dengan cara membuat berbagai paket macam paket wisata budaya. Salah satunya dengan melihat bangunan-bangunan kuno, menyaksikan proses pembuatan industri kreatif dan pembuatan jamu tradisional.

“Demikian pula,  jenis wisata dengan suguhan kuliner Jawa tempo dulu sambil menyaksikan  hiburan tari-tarian Jawa, serta ikut belajar menari dan belajar menabuh gamelan merupakan daya tarik bagi wisatawan,” kata dia.

Salah satu tempat yang sudah menawarkan paket wisata semacam itu adalah Kedai Teh Surakartea, di Jalan  Tamtaman III, Baluwarti, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Owner Surakartea, Yusuf Haikal, 26, mengatakan paket wisata berupa private dinner/lunch yang berisi sajian makanan tradisional. Menu tersebut sudah termasuk makan berat, snack, dan sajian minuman berupa teh khas dari Surakartea.

Dia mengatakan para wisatawan ketika menikmati sajian bakal diiringi dengan gamelan secara live. Kemudian sebagai penutup, wisatawan bakal diajak ke bagian belakang kedai untuk menikmati tari tradisional.

Paket wisata tersebut dibanderol dengan harga Rp300.000 per pak. Terdapat minimal pemesanan yakni 15 pak.

Selain paket wisata, gaya arsitektur Lodji bernuansa Eropa-Jawa menjadi daya tarik tersendiri. Bahkan kedai Surakartea dulunya merupakan rumah seorang seniman Keraton Surakarta, Raden Ngabehi Dutodiprojo.

Semula rumah tersebut berbentuk Joglo, sampai pada 1928 direnovasi menjadi Lodji.

Heikal menyebut sudah banyak yang tertarik mengambil paket wisata di Surakartea. Terakhir ada rombongan turis dari Prancis yang sudah dua kali melakukan private dinner.

Selain itu, dia mengatakan terdapat beberapa sekolah yang juga sudah datang untuk belajar gamelan dan tari.

“Jadi kita memang ada arah ke situ dengan relasi kebudayaan yang kita punya. Kami memang sediakan paket-paket [wisata], dan sudah berjalan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya