SOLOPOS.COM - Ilustrasi peternak ayam petelur (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SOLO — Prediksi terjadinya fenomena El Nino mendapat perhatian dari kalangan peternak ayam petelur. Presidium Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Petelur Nasional/PPN, berharap fenomena tersebut tidak berdampak pada ketersediaan jagung di pasaran.

Ketua Presidium Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat (Pinsar) Petelur Nasional/PPN, Yudianto Yogiarso, mengatakan saat ini kebutuhan pakan ternak khususnya ayam masih didominasi jagung. Untuk itu dalam operasionalnya, para peternak ayam sangat tergantung dengan ketersediaan jagung.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Dia pun berharap pemerintah telah memiliki langkah antisipasi untuk mencukupi kebutuhan jagung tersebut. Terlebih saat ini ada ancaman El Nino.

Secara umum pihaknya sangat mendukung program swasembada pangan yang digaungkan pemerintah. Namun menurutnya yang terpenting saat ini adalah sikat saling terbuka. Baik dari sisi pemerintah, peternak maupun semua pihak. Jika ke depan memang sudah ada prediksi pasokan jagung akan berkurang, perlu langkah antisipasi sejak dini.

“Mestinya sudah ada antisipasi untuk memenuhinya. Entah itu importasi secara terbatas atau lainnya. Saat ini yang tengah tren adalah kabar mengenai fenomena el nino. Menurut kami ini perlu mendapat perhatian,” kata dia saat ditemui di Solo, Rabu (14/6/2023).

Dia mengatakan jika saat ini saja jagung masih bertengger di harga Rp5.700/kg. Kemudian ketika nantinya jagung benar-benar defisit dan tidak ada antisipasi dari sekarang, akan berdampak buruk.

“Saya tidak menyarankan untuk masalah impor. Tapi pemerintah akan berpikir bijaksana. Kami yang jelas, dari peternak ini setiap hari membutuhkan jagung untuk pakan ternak. Ini akan terkait dengan masalah ketahanan pangan,” lanjutnya.

Yudianto berharap kebutuhan jagung tetap selalu tercukupi untuk keberlangsungan sektor peternakan.

Sementara itu dalam siaran pers yang diunggah di https://www.bmkg.go.id, Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi musim kemarau tahun 2023 akan datang lebih awal dari sebelumnya. Selain itu, curah hujan yang turun selama musim kemarau tersebut diprediksi akan normal hingga lebih kering dibandingkan biasanya. Adapun puncak musim kemarau 2023 diprediksikan terjadi pada Agustus 2023.

Disampaikan pula, pada semester kedua terdapat peluang sebesar 50%-60%, kondisi netral akan beralih menuju fase el nino. Indian Ocean Dipole (IOD) berada pada kondisi netral dan diprediksi akan bertahan hingga akhir 2023.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya