SOLOPOS.COM - Pemilik Solo Floss Roll, Rochmat Purwanto, menunjukkan produk abon gulung miliknya di outlet Solo Floss Roll, di Jl. Ronggowarsito, Kota Solo, pada Selasa (9/5/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO — Siapa yang tak kenal kuliner khas Kota Bengawan, abon gulung Solo Floss Roll. Makanan ini selalu menjadi pilihan oleh-oleh yang diburu oleh para pemudik atau wisatawan saat berkunjung ke Kota Solo. Berawal dari produksi rumahan, kini Solo Floss Roll punya enam cabang di Solo dan sekitarnya.

Pemilik Solo Floss Roll, Rochmat Purwanto, bersama istrinya, Tuti Setyawati, berkisah mereka merintis Solo Floss Roll sejak 2017. Karena sering berpergian ke luar kota, membuat Rochmat cukup kebingungan mencari oleh-oleh yang erat dengan Kota Solo.

Promosi Telkom dan Scala Jepang Dorong Inovasi Pertanian demi Keberlanjutan Pangan

Berbekal hobi istrinya yang gemar memasak, kemudian ia berinisiatif untuk membuat abon gulung sebagai pilihan oleh-oleh kepada keluarga, saudara, dan kolega. “Oleh-olehnya buatan istri, kami bawain oleh-oleh untuk keluarga, saudara, dan teman, mereka senang. Jadi enggak by design [sengaja] banget, tapi akhirnya kami geluti,” papar Rochmat saat ditemui Solopos.com di Toko Solo Floss Roll, di Jl. Ronggowarsito, Kota Solo, pada Selasa (9/5/2023).

Rochmat sendiri sebelumnya mempunyai toko komputer dan bergerak di bisnis perumahan, sedangkan istrinya, Tuti memiliki usaha kuliner Mie Anglo, di Kartasura, Sukoharjo. Saat awal merintis usaha, Rochmat mengaku melirik usaha kue karena pada saat ini banyak kue artis yang bermunculan, sehingga membuatnya berpikir untuk membuatnya juga namun dengan produk yang lebih sustain atau berkelanjutan dan tidak dipengaruhi popularitas artis.

Rochmat kemudian memikirkan produk yang lekat dengan Kota Solo yaitu abon gulung yang menjadi produknya paling laris manis hingga sekarang. Ia berkisah dulunya, Solo Floss Roll bernama Naf Kitchen. Mereka rintis bersama tiga orang anaknya, dengan berbagai produk tidak hanya abon gulung, misalnya cheesse cake ataupun cake tart.

Awal usaha berdiri, mereka membuat promo free ongkos kirim ke seluruh Indonesia. Walaupun nombok pada biaya ongkos kirim, dengan sistem promosi ini membuat produk mereka makin terkenal dan banyak pesanan.

Proses produksi mereka lakukan di rumah mereka di Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Solo, mulai dari packing dan segala hal yang dibutuhkan untuk branding produk oleh-oleh khas Solo tersebut.

Kuliner abon gulung sendiri sudah eksis dari dulu, namun kebanyakan memakai abon pabrik dengan rasa yang kurang legit. Mereka kemudian memutuskan untuk membuat abon gulung dengan abon olahan dari produsen abon di Soloraya.

“Awal-awal kami beli abon di toko oleh-oleh di Solo, tapi lambat laun kami punya standar, kami punya beberapa supplier dari Soloraya. Awal produksi pertama, 35 pcs dikerjain dari pagi sampai malam, karena roti itu kan prosesnya panjang. Sekarang sudah ada puluhan karyawan, tapi resepnya dari kami siapkan bersama anak-anak, kurang lebih ada 40 karyawan kalau akhir pekan bisa nambah,” tambah Rochmat.

Kesuksesan abon gulung buatan mereka hingga mampu membuka dua outlet di Yogyakarta, namun saat ini outlet mereka di Yogyakarta terpaksa tutup sejak pandemi Covid-19 melanda.

Di Kota Solo, Solo Floss Roll memiliki enam cabang yaitu di Jl. Parikesit Utara No. 13 barat Masjid Karangturi, Pajang, Jl. Ir Sutami No. 1, Solo, kemudian di Jl. Ir. Soekarno 2B, Solo Baru, di Mie Anglo, barat Goro Assalam Hypermart, Kartasura, Sukoharjo, kemudian di Jl. Ronggowarsito, 173 Timuran, Solo, barat Superindo RS PKU Muhammadiyah, Solo, serta di Jl. Radjiman, No. 663 A, di Jongke, Pajang, Solo.

Dari seluruh outlet yang mereka miliki, banyak konsumen yang memilih datang langsung ke rumah mereka. Hampir 60 persen hingga 80 persen total produk yang dibuat ludes dijual di rumah.

Saat pandemi yang bertepatan dengan awal momen Lebaran, Rochmat mengaku saat itu telah menyiapkan stok bahan baku yang cukup banyak. “Pas pandemi itu ngeri banget, support yang bisa kami lakukan salah satunya bikin produk kami kirim ke 20-an rumah sakit di Solo, free, selama 14 hari, tapi bukan produk Solo Floss Roll, tapi produk baru yang tren saat itu,” ujar Rochmat.

Seusai memasok di rumah sakit, banyak orang dan vendor yang mencari produk mereka. Mereka kemudian membuat brand baru Mpatbela dengan aneka produk yang lebih variatif dan mengikuti kuliner yang sedang viral seperti croffle, dessert box, dan lain-lain. Harga produk di Solo Floss Roll berkisar Rp58.000 hingga Rp67.000, sementara untuk produk Mpatbela berkisar Rp7.000 hingga Rp45.000. Mereka juga memasang harga diskon bagi para pengikut di akun Instagram Solo Floss Roll.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya