SOLOPOS.COM - Ilustrasi batik khas Semarang. (visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Solopos.com, SOLO — Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Republik Indonesia, Dody Widodo, mengatakan masih ada PR dalam pengembangan batik yang merupakan bagian dari industri tekstil dan produk tekstil (TPT).

“Batik menjadi bagian dari industri tekstil, dan memang sampai sekarang masih belum tercipta keseimbangan antara bagian hulu, antara, dan hilir dari industri tekstil ini, yang juga terjadi pada batik,” ujar Dody saat diwawancara para jurnalis, Jumat.

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Dody menjelaskan 95% bahan dasar kain untuk batik berasal dari serat kapas yang masih diimpor dari luar negeri. Kementerian Perindustrian masih mengupayakan untuk menginisasi produksi kain batik dari serat rayon berbasis kayu yang mampu menggantikan serat kapas.

Menurut Dody, sudah ada teknologi yang dibuat untuk membatik di atas kain rayon yang tinggal disosialisasikan ke pembatik. Selain rayon, ada juga serat kombinasi kapas dan rayon. Dody berpendapat kombinasi keduanya bisa menjadi produk baru selain kain primisima.

Dody mengatakan dukungan untuk terus mendorong dan memfasilitasi langkah para pelaku industri batik di Solo sudah dilakukan dan akan terus dilakukan sejak dahulu.

“Di sini [Solo] ada balai besar batik yang menjadi lokasi transfer ilmu industri ini, untuk produksi kompor, canting pembatik, desain-desain batik juga sudah disusun oleh lulusan ITB sebagai pengembangan batik Indonesia agar sustain dan bertumpu pada ekologi,” tambah Dody.

Program mereka juga meliputi bagaimana pengolahan limbah batik baik secara individu maupun komunal.

Indonesia memang dikenal sebagai negara importir kapas. Sepanjang Januari-Juni 2021, Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor serat kapas (HS 263) Indonesia sebanyak 382.594 ton dengan nilai US$ 979,67 juta.

Pengusaha Batik

Sementara, Ketua Paguyuban Kampung Wisata Batik Kauman, Gunawan Setiawan, mengusulkan Kementerian Perindustrian RI mengajak pelaku industri kain membuat aneka macam jenis bahan baku batik.

“Jadi ada variasi kain yang bisa dipakai untuk membuat produk batik tidak hanya katun maupun primisima, ada kain jenis tertentu yang bisa dimanfaatkan,” papar Gunawan saat ditemui media di Ono Solo Coffee & Eatery Solo dalam acara Talkshow Kemenperin RI Bertemakan Bangga Total Kenal Produk Lokal, Jumat (5/5/2023).

Gunawan juga mengatakan Indonesia terkenal dengan hasil tenunan yang menurutnya memiliki nilai jual dan seni sebagai kain. Dia ingin ada kombinasi antara kain tenun dan batik sehingga menghasilkan karya seni yang baru.

Dia juga menyarankan perlunya peningkatan teknologi batik agar produksinya mulai merambah secara otomatisasi. Menurutnya, perlu peran pemerintah dalam hal ini.

Gunawan kemudian menyarankan perlu adanya pameran produk batik Indonesia di luar negeri guna mengenalkan produk-produk batik yang merupakan warisan budaya tak benda dunia.

Dengan langkah ini, dia berharap pelaku bisnis batik lokal tidak hanya kehabisan energi untuk bersaing secara lokal saja, tetapi bisa mulai berinovasi untuk merambah pasar internasional.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya