SOLOPOS.COM - Salah satu usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang berada di sekitar Museum Sangiran, Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen. Foto diambil belum lama ini. (Istimewa/Aries Rustioko)

Solopos.com, SOLO – Sekitar 75% pelaku usaha mikro kecil menengah (UMKM) di sekitar Objek Wisata Situs Sangiran di Desa Krikilan, Kalijambe, Sragen, sudah go digital. Transformasi digital membuat pelaku UMKM bisa tumbuh dan berkembang.

Etik Suyati, 42, salah satu pelaku UMKM asal Dukuh Pablengan, Desa Krikilan, merintis usaha aneka keripik sejak 2010 lalu. Di rumahnya, ia membuat aneka produk cemilan seperti keripik pisang, keripik singkong, keripik ketela rambat, sale pisang hingga stik pisang.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Pada awalnya, semua produk cemilan keripik pisang itu ia pasarkan secara konvensional atau dengan sistem getok tular. Ia sengaja menjadikan para tetangga sebagai tester sebelum menjual keripik bikinannya.

Lambat laun, akhirnya para tetangga mulai memesan produk keripik kepada Etik. Pesanan keripik itu biasa meningkat menjelang Lebaran.

Setelah mengurus perizinan, Etik mulai merambah ke pasar online pada 2016. Awalnya ia memasarkan sendiri produk aneka keripik itu melalui story WhatsApp (WA). Dari sana, pesanan keripik makin meningkat.

Ia kemudian melirik jualan melalui marketplace. Untuk mengelola marketplace, ia dibantu oleh pemuda setempat yang tergabung dalam Karangtaruna. Sejumlah mahasiswa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo juga membantu memasarkan produk aneka keripik itu melalui e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia. “Saya sendiri tidak tahu nama tokonya di Shopee dan Tokopedia itu apa? Tapi, alhamdulillah pesanan makin ramai setelah memanfaatkan berbagai media jualan secara online,” ujar Etik kala berbincang dengan Solopos.com, Jumat (5/5/2023).

Etik menyadari bertransformasi ke digital adalah sebuah keniscayaan di era modern seperti pada saat ini. Sebab, tren belanja secara online makin meningkat, terutama setelah Pandemi Covid-19 melanda. “Pandemi memang berdampak pada penjualan, terutama secara offline. Ini karena 14 warung di sekitar Museum Sangiran yang memasarkan produk kami tutup saat pandemi lagi ganas-ganasnya. Tapi, alhamdulillah saya tetap berproduksi karena pesanan secara online juga tetap ada,” jelas Etik.

Transformasi digital juga memudahkan pelaku UMKM untuk bertransaksi. Cukup dengan aplikasi BRImo, para pelaku UMKM bisa bertransaksi tanpa harus antre di loket BRI. Sebagai UMKM binaan dari BRI, Etik juga merasa terbantu dengan kemudahan layanan perbankan, terutama ketika ingin mengakses modal dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Sekretaris Desa Krikilan, Aries Rustioko, mengatakan terdapat sekitar 30 pelaku UMKM makanan di desanya. Terdapat pula sekitar 40 pelaku UMKM kerajinan tangan. Saat pandemi Covid-19 melanda, mereka turut terdampak karena Museum Sangiran tutup total selama hampir dua tahun.

“Alhamdulillah sekarang mereka mulai bangkit. Hampir 75% dari pelaku UMKM di sini sudah go digital. Ini karena usia mereka itu relatif masih muda yakni antara 35-45 tahun. Dengan begitu, mereka cukup mudah untuk menerima perkembangan teknologi informasi guna membantu memasarkan produk UMKM secara digital,” jelas Aries Rustioko.

Aries menjelaskan sebagian besar pelaku UMKM di Desa Krikilan sudah tergabung dalam paguyuban atau komunitas. Menurutnya, ada banyak manfaat yang bisa didapat dari bergabung dengan paguyuban. “Contohnya, di paguyuban ada pelatihan yang digelar secara rutin. Pelatihan itu meliputi bagaimana kiat sukses merambah pasar digital, pelatihan packaging, pendampingan mengurus perizinan, sertifikasi halal dan lain sebagainya,” papar Aries.

Sementara itu, pelaku UMKM di Indonesia terus bergeliat memasuki kuartal II 2023. Hal tersebut tercermin dari hasil Indeks Bisnis UMKM Q1-2023 dan Ekspektasi Q2-2023 yang dilakukan oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk melalui BRI Research Institute, di mana Indeks Bisnis UMKM Q1-2023 tercatat pada level 105,1 yang berarti ekspansi bisnis UMKM terus berlanjut.

Direktur Utama BRI Sunarso saat pemaparan kinerja keuangan BRI Kuartal I 2023 pada 27 April 2023 yang lalu mengungkapkan bahwa UMKM masih memiliki prospek yang cerah ke depannya. Prospek UMKM terdapat pada bisnis yang dekat dengan kebutuhan hidup, seperti makanan, makanan dan hulu hilirnya. Hulunya makanan adalah pertanian, terutama pertanian pangan itu tetap menarik bagi BRI.

“Jadi tetap yang menarik saya katakan adalah hal-hal yang terkait sama pangan termasuk hulu hilirnya. Hulu hilirnya di antaranya pertanian pangan kemudian produksi pangan itu sendiri, industri berbasis pangan, distribusi pangan, perdagangan pangan, dan kemudian baru makan saja tidak cukup, harus sehat, makanya yang terkait sama industri kesehatan itu yang kita support,” ujar Sunarso dalam rilis yang diterima Solopos.com, Selasa (9/5/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya