SOLOPOS.COM - Warga Dukuh Tumang, Desa Cepogo, Boyolali, membuat kerajinan ukir tembaga. (Tangkapan Layar Espos Indonesia).

Solopos.com, BOYOLALI — Sekitar 50% warga Desa/Kecamatan Cepogo, Boyolali, bekerja sebagai pengrajin tembaga yang berpusat di Dukuh Tumang.

Tumang merupakan nama sebuah dukuh di kaki Gunung Merapi, tepatnya di Desa/Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.  Tumang menjadi salah satu daerah yang tergolong istimewa di Kabupaten Boyolali.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Di perdukuhan ini, banyak warga menggantungkan hidupnya dari kerajinan tembaga. Sekitar 50% warga Desa Cepogo menjalani pekerjaannya sebagai pengrajin logam.

Hal ini diungkapkan oleh Mawardi selaku Kepala Desa Cepogo dalam video berjudul Tuah Tembaga Tumang: Menjaga Warisan Darah Talenta Lereng Merapi yang tayang di kanal Youtube Espos Indonesia, Sabtu (1/4/2023).

“Penduduk Desa Cepogo ini, kurang lebih 9.300 jiwa. Juga terdiri dari sekitar 2.600 kepala keluarga. Dari jumlah tersebut 50% lebih sedikit, itu menggantungkan hidup atau mata pencariannya dari kerajinan logam,” kata Muwardi pada kesempatan itu.

Hal ini tidak biasa karena masyarakat di sekitar lereng Gunung Merapi umumnya mengandalkan perkebunan dan pertanian untuk mata pencaharian mereka. Namun, sekitar 50% warga Cepogo yang lain juga bekerja sebagai petani.

Masyarakat yang bermata pencaharian sebagai pengrajin logam, tidak semuanya terlibat dalam kegiatan produksi. Ada juga yang terlibat dalam pemasaran produk kerajinan logam hingga membuka showroom.

Para pengrajin logam menekuni bidang yang berbeda-beda. Beberapa ada yang menekuni sebagai pengrajin patung, kaligrafi dan kerajinan yang lain. Lahirnya kerajinan logam dan tembaga di Dukuh Tumang ini tidak lepas dari kisah sejarah yang berkaitan dengan trah Kasultanan Yogyakarta.

Pada awalnya masyarakat membuat kerajinan logam dan tembaga untuk alat-alat rumah tangga. Pemerintah Desa Cepogo telah bekerja sama dengan Pemda Boyolali untuk menjaga kerajinan tembaga dan kuningan ini tetap lestari.

Salah satunya dengan caranya ialah dengan menambahkan kegiatan ukir tembaga kuningan masuk muatan lokal untuk siswa SD dan SMP di Cepogo. Tujuannya supaya generasi muda di Desa Cepogo bisa melestarikan kegiatan seni ukir tembaga dan kuningan ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya