SOLOPOS.COM - Siswa Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) ISMIA Karanganyar mengikuti gelar karya dengan meragakan busana yang sudah dibuat selama pelatihan. Acara itu berlangsung di Solo Square Mall, Sabtu (17/11/2023) malam.

Solopos.com, SOLO — Sebanyak 50 siswa Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) ISMIA Karanganyar menutup pelatihan selama satu setengah bulan dengan Gelar Karya di Solo Square Mall, Sabtu (18/11/2023).

Pada gelar karya itu para peserta memamerkan hasil pelatihan berupa gaun pesta lewat peragaan busana di atas panggung. Sebelumnya, para peserta terlebih dahulu mengikuti kelas platinum menjahit gaun pesta dengan aplikasi payet dan mutiara yang diselenggarakan atas kerja sama Direktorat Kursus dan Pelatihan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Pimpinan LKP ISMIA Karanganyar, Sri Ismiatun, mengatakan tujuan pelatihan tersebut untuk mengentaskan kemiskinan dan membuka lowongan kerja. Maka tujuannya akhirnya diharapkan peserta bisa membuka bisnis secara mandiri.

“Hasil dari mereka menjahit ini sudah ada yang laku, namun setelah terjual kita arahkan untuk membeli kain untuk dijahit lagi. Lalu ada juga beberapa baju yang akan diperagakan nanti sudah dipesan konsumen,” kata dia.

Para peserta pelatihan juga diberikan modal usaha berupa seperangkat alat jahit seperti mesin jahit modern, maneken, spanduk promosi, dan lainnya. Termasuk bahan mentah yang bisa digunakan setelah lulus. “Walaupun sudah selesai tetap ada pendampingan usaha, jadi kurang lebih enam bulan sampai satu tahun, bahkan sampai anak-anak bisa usaha kita dampingi terus,” kata dia.

Direktur Kursus dan Pelatihan Kemendikbudristek, Wartanto, mengatakan pelatihan seperti ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia yang baru berjumlah 3,4 persen. “Pemerintah ingin meningkatkan jumlah wirausaha anak-anak usia 15-25 tahun agar tidak banyak yang menganggur. Kalau menganggur kan jadi beban pemerintah dan masyarakat,” kata dia.

Guna menekan angka pengangguran, maka menurutnya perlu diadakan program pendidikan kecakapan wirausaha. Dalam program tersebut peserta juga dilatih mental sebagai pengusaha.

“Termasuk diberikan pendidikan karakter. Termasuk soft skill dari segi komunikasinya, kepemimpinannya, sampai inovasinya. Setelah anak-anak dilatih akan diberikan alat untuk modal usaha dan diberikan pendampingan berkelanjutan,” kata dia. Harapannya setelah melalui tahapan tersebut, para peserta tidak hanya mampu membuat usaha, namun juga membuka lapangan pekerjaan dan menyerap tenaga kerja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya