Bisnis
Rabu, 22 Mei 2024 - 17:58 WIB

5 Tips Mengelola Keuangan untuk Pasutri yang Jalani LDM

Galih Aprilia Wibowo  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang. (Freepik)

Solopos.com, SOLO–Menikah merupakan awal dari sebuah kehidupan baru dan komitmen seumur hidup. Bagi pasangan muda, pernikahan merupakan momen kebahagiaan tersendiri.

Namun demikian, tak jarang pasangan suami istri (pasutri) yang baru menikah menghadapi berbagai tantangan, terutama masalah finansial.

Advertisement

Country Manager Wise Indonesia, Elian Ciptono, menjelaskan umumnya pasutri muda mengalami kondisi keuangan yang masih belum stabil. Tidak hanya itu, ada juga pasutri yang menemukan diri mereka terjepit dalam sandwich generation.

Elian memaparkan menurut riset yang dilakukan oleh Jakpat pada 2023, sekitar 20% generasi Zenial (Gen Z dan Milenial) di Indonesia mengaku mendukung kebutuhan finansial orang tua mereka.

Advertisement

Elian memaparkan menurut riset yang dilakukan oleh Jakpat pada 2023, sekitar 20% generasi Zenial (Gen Z dan Milenial) di Indonesia mengaku mendukung kebutuhan finansial orang tua mereka.

“Oleh karena itu, tidak mengejutkan jika demi kesejahteraan dan masa depan keluarga, salah satu pasangan harus berkorban dengan menempuh pendidikan lanjut maupun berkarier di luar negeri sebagai Pekerja Migran Indonesia, dan menjalani pernikahan jarak jauh atau long distance marriage [LDM],” terang Elian dalam rilis, yang diterima Solopos.com, Senin (20/5/2024).

Menurut Elian, long distance marriage tentunya tidak mudah. Ketika pasutri memutuskan untuk hidup terpisah demi kebaikan keluarga, kerap kali menghadapi masalah yang bersumber dari finansial.

Advertisement

Oleh karena itu, sambung Elian, pengelolaan keuangan yang efektif diperlukan untuk menjaga hubungan pernikahan jarak jauh agar tetap sehat dan langgeng.

Elian membagikan tips-tips pengelolaan keuangan bagi pasutri yang menjalani LDM atau pernikahan jarak jauh:

1. Komunikasi terbuka dan rutin tentang keuangan.

Hal ini merupakan kunci untuk menjaga hubungan yang sehat, terutama dalam pernikahan jarak jauh. Diskusikan pemenuhan kebutuhan yang sesuai dengan standar kehidupan di tempat tinggal masing-masing untuk menghindari kesalahpahaman.

Advertisement

2. Jangan lupa untuk mencatat pengeluaran individu dan bersama.

Membuat anggaran yang transparan dan dapat diakses baik oleh suami atau istri akan mempermudah dalam menghindari pengeluaran yang melebihi pendapatan. Ini juga membantu pasutri untuk memahami tanggungan finansial di masing-masing negara yang mungkin sulit untuk dikomunikasikan.

3. Menetapkan target keuangan bersama.

Menurut Elian cara tersebut menjadi salah satu pilar kunci dari kesuksesan pernikahan jarak jauh. Target keuangan dapat berupa menabung untuk rumah, investasi dana pensiun, dan lain sebagainya.

Ketika kedua pihak memiliki target yang sama, serta periode waktu yang realistis, pengelolaan keuangan rumah tangga bisa lebih terkontrol dan terjaga.

Advertisement

4. Membuat rekening bersama untuk dana darurat.

Langkah tersebut dinilai keputusan cerdas dalam kondisi pernikahan jarak jauh.

Dana darurat dapat menjadi penyelamat di keadaan-keadaan genting, semisal ketika terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) sehingga kehilangan pemasukan, jatuh sakit tanpa adanya asuransi, dan sebagainya.

Dana darurat dapat ditabung secara terpisah supaya tidak tercampur dengan pengeluaran sehari-hari.

5. Memilih platform remitansi digital yang tepat juga penting.

Pasutri jarak jauh tentunya perlu mengirim uang baik dari luar negeri ke keluarganya di Indonesia atau sebaliknya. Mereka harus pandai-pandai memilih platform remitansi digital untuk kebutuhan mereka.

Saat menggunakan layanan remitansi konvensional, pengirim seringkali dibebankan oleh berbagai biaya transaksi, administrasi, serta mark up nilai tukar yang umumnya tidak dikomunikasikan oleh provider.

Biaya-biaya ini akan terus terakumulasi dengan seringnya transaksi dilakukan. Bahkan, riset Wise mengungkapkan pada 2022, orang Indonesia kehilangan sekitar Rp15,08 triliun karena biaya pertukaran mata asing. Oleh sebab itu, pasutri harus pandai-pandai memilih platform remitansi digital yang tepat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif