SOLOPOS.COM - Ilustrasi pinjol. (Istimewa).

Solopos.com, JAKARTA – Industri teknologi finansial atau financial technology (fintech) bak cendawan di musim hujan. Pertumbuhan industri rintisan itu dalam 5 tahun ini melesat disertai investasi yang menembus Rp138 triliun.

Kepala Eksekutif Aset Keuangan Digital dan Aset Kripto Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Hasan Fawzi menyampaikan industri fintech di Indonesia menjadi kesayangan investor untuk membenamkan dana. “Mayoritas fintech butuh dana, sebagian dipenuhi oleh investor lokal, tapi banyak berharap dari investor global. Dulu fintech jadi darling investasi. Dana murah, kemudahan akses dana luar biasa,” ujarnya dalam diskusi dengan media, Jumat (3/11/2023).

Promosi Layanan Internet Starlink Elon Musk Kantongi Izin Beroperasi, Ini Kata Telkom

Hasan menyebutkan bahwa total investasi di industri fintech telah mencapai US$8,9 miliar sepanjang 2018 sampai dengan kuartal III/2022. Dari nilai tersebut, total komitmen mencapai 194 kesepakatan. Menurutnya, investasi terbesar terjadi pada 2022. Dengan nilai mencapai US$4,3 miliar dengan 41 kesepakatan.

Rata-rata usia fintech masih muda. Berdasarkan data Aftech, fintech yang berusia 0-5 tahun mencapai 64%. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan Fintech di Indonesia masih berada dalam fase awal atau sebagai perusahaan rintisan (startup).

“Fase tersebut biasanya ditandai dengan peningkatan inovasi dan eksperimen dalam menciptakan produk atau layanan, serta mencari model bisnis yang paling tepat,” kata Hasan. Sementara itu, sebanyak 29,3% pelaku fintech telah beroperasi dalam kurun 6-10 tahun terakhir. Pada periode ini dapat dikatakan berada dalam tahap pertumbuhan (scaleup).

Perusahaan kategori ini memiliki produk atau layanan yang terbukti serta berfokus pada ekspansi pasar dan operasional. “Perusahaan fintech berusia 10-20 tahun hanya sekitar 4%, sedangkan yang berusia 20 tahun 2,7%,” tuturnya. Adapun pengguna utama layanan fintech adalah individu. Dengan 70,8% dari pengguna individu yang berada dalam rentang usia 26-35 tahun. Kemudian diikuti oleh 23,1% individu dalam rentang usia 36-50 tahun.

“Rentang usia tersebut biasanya mencakup profesional muda yang sudah akrab dengan teknologi dan membutuhkan solusi finansial yang cepat dan nyaman.” Hasan menambahkan pengguna layanan Fintech yang cukup banyak datang dari kelompok masyarakat berpenghasilan menengah menjadi indikasi bahwa layanan fintech menjadi alternatif layanan jasa keuangan bagi kelompok masyarakat unbanked dan underbanked.

Artikel ini telah tayang di Bisnis.com dengan judul Dahsyat! Fintech di Indonesia Sedot Investasi Rp138 Triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya