Bisnis
Kamis, 4 Mei 2023 - 11:43 WIB

3 Tahun, Devisa Ekspor Furnitur Desa Trangsan Sukoharjo Tembus Rp220,5 M

R Bony Eko Wicaksono  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Perajin rotan di di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Kabupaten Sukoharjo. (Istimewa)

Solopos.com, SOLO — Nilai devisa ekspor furnitur di Desa Trangsan, Kecamatan Gatak, Sukoharjo dalam kurun waktu tiga tahun mulai 2019-2021 mencapai hampir US$15 juta atau setara Rp220,5 miliar mengacu kurs Rp14.700 per dolar AS.

Desa Trangsan dikenal sebagai sentra industri kerajinan rotan di Jawa Tengah. Para perajin rotan memproduksi berbagai jenis perabotan rumah tangga seperti meja, kursi, sofa, hingga ranjang.

Advertisement

Mayoritas permintaan order berasal dari luar negeri berasal dari  Arab Saudi, Australia, Tiongkok, Belanda hingga negara-negara di Amerika Latin seperti Brasil dan Argentina. Saban bulan, puluhan hingga ratusan kontainer berisi furnitur dikirim ke luar negeri.

Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai V Bea Cukai Solo, Agung Setijono mengatakan kerajinan rotan menjadi produk ekspor yang diandalkan untuk menyumbang devisa.

Advertisement

Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai V Bea Cukai Solo, Agung Setijono mengatakan kerajinan rotan menjadi produk ekspor yang diandalkan untuk menyumbang devisa.

Nilai devisa produk furnitur terus meningkat dari tahun ke tahun. Bahkan, nilai devisa produk furnitur menembus USD 15 juta dalam kurun waktu tiga tahun mulai 2019-2021.

“Nilai devisa produk furnitur pada 2019 senilai USD 3 juta. Setahun kemudian meningkat menjadi USD 5,4 juta. Pada 2021, kembali meningkat menjadi Rp5,7 juta. Total nilai devisa hampir USD 15 juta,” kata dia, saat ditemui Solopos.com, Rabu (3/5/2023).

Advertisement

Kini, kinerja ekspor furnitur diperkirakan cenderung melambat akibat konflik Rusia-Ukraina yang tak kunjung rampung. Permintaan dari buyer luar negeri turun yang berimplikasi pada sisi produksi dan penjualan.

“Justru penjualan furnitur di Desa Trangsan turun sejak bergulirnya perang Rusia-Ukraina. Uni Eropa menjadi pasar ekspor furnitur terbesar setelah Amerika Serikat,” papar dia.

Menurut Agung, Desa Trangsan resmi menjadi desa devisa yang diluncurkan Bea Cukai Solo bersama Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) Solo pada April.

Advertisement

Desa Trangsan menjadi satu-satunya desa devisa yang telah terbukti meningkatkan kontribusinya terhadap devisa negara. Tak menutup kemungkinan, ada desa devisa lainnya yang memberikan kontribusi serupa di Soloraya.

Seorang pengurus klaster kerajinan rotan di Desa Trangsan, Suparji mengatakan kini para perajin rotan juga melirik pasar domestik. Biasanya, order lokal berasal dari hotel, kafe atau restoran yang ingin menambah kenyamanan pengunjung dengan fasilitas mebel cantik.

Namun, pasar ekspor tetap menjadi prioritas utama penjualan kerajinan rotan lantaran lebih menguntungkan dan konsisten. Terlebih, masing-masing perajin memiliki jaringan dan relasi bisnis di luar negeri.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif