SOLOPOS.COM - Festival durian yang terletak di depan Kantor Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, pada Minggu (5/3/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com SOLO — Festival Durian yang digelar secara keliling menjadi cara baru dalam memasarkan si raja buah itu. Dalam setiap festival yang digelar, setidaknya 3.000 butir buah durian ludes terjual.

Berbagai ajang festival durian yang digelar di Soloraya yang mampu menyedot animo masyarakat yang tinggi. Hal itu mampu menggerakkan kembali perekonomian para pedagang durian yang sempat terpukul akibat pandemi Covid-19.

Promosi Telkom Dukung Pemulihan 82,1 Hektare Lahan Kritis melalui Reboisasi

Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Komunitas Bandar Durian Satrio Solo Grup, Yanto Didin, saat ditemui Solopos.com di Festival Durian di Kantor Kecamatan Colomadu pada Minggu (5/3/2023). Festival durian ini ia gelar bersama 16 orang yang tergabung dalam tim yang juga sama-sama pedagang durian.

“Kami menggerakkan dan mengumpulkan beberapa pelaku pedagang durian yang ada karena dampak dari pandemi Covid-19 itu membuat pasar di lapak lesu, baik itu di Pasar Legi, Solo, Wonogiri, Sukoharjo, dan Karanganyar. Akhirnya kami kumpulkan, kami berinisiatif bersama-sama membuka bazar seperti ini, ternyata dengan kita bazar lebih kena, pasarnya dapat,” ujar Yanto.

Yanto menguraikan tiap pekan bazar durian ini akan berkeliling di Soloraya, dari satu daerah ke daerah lain, misalnya di Gentan, Balekambang, Mojosongo, Wonogiri, Colomadu. Rata-rata festival durian berlangsung selama sepekan. Di Kota Solo sendiri, terdapat sentra durian yang terletak di Balekembang. Dalam satu titik dalam setiap event durian paling menyiapkan stok durian sebanyak 3.000 buah.

Tidak jarang Yanto juga diundang untuk datang memeriahkan suatu acara, misalnya di Kantor Kecamatan Colomadu, ia sengaja diundang oleh pemerintah setempat memeriahkan Pasar Tani dan Gebyar Produk Kelompok Wanita Tani (KWT) Colomadu, pada Minggu.

Festival durian di Kantor Kecamatan Colomadu digelar selama tiga hari mulai Jumat-Minggu (3-6/3/2023), yang sukses menyedot animo masyarakat. “Relatif ramai, dari Jumat ramainya sama, rata-rata 900 hingga 1.000 butir, karena harga grosir, harganya relatif murah, mulai Rp100.000 dapat empat, ada yang jenis montong super Rp120.000, rasanya variatif ada yang manis pahit, kemudian ada yang montong lokal, montong asli juga ada, yang sering habis montong asli,” papar Yanto.

Ia juga bekerja sama dengan penebas dari berbagai daerah, misalnya dari Ponorogo, Purwotejo, Salatiga, Karanganyar, terutama dari Kecamatan Jumantono, Jatipuro, dan Matesih. “Sudah ada tim di sana, jadi penebas-penebas sudah kami rangkul biar penjualan lebih akurat, lebih kena, lebih laku, sehingga prospektif,” ujar Yanto.

Festival durian yang digalakkan Yanto ini tidak mengenal musim dalam setahun karena ketika stok di Pulau Jawa habis, ia langsung mencarai stok dari daerah lain, misalnya Sumatra. “Walaupun ramai, operasional kami banyak. Ada risiko, misalnya curah hujan tinggi berpengaruh ke daya beli masyarakat, pengunjung enggak keluar rumah. Kemudian kami inisiatif, buka tempat empat titik di Kota Solo yang awalnya hanya tiga titik. Karena warga enggak mau keluar jauh-jauh, kami jemput, ada di Gentan, Balekambang, Mojosongo, dan di Galabo,” terang Yanto.

Yanto menyebut ketika ada event durian animo masyarakat lebih tinggi karena lebih menarik. Kegiatan itu berdampak positif pada usaha warga sekitar tempat berlangsungnya festival durian ini. Misalnya warga bisa mengelola parkir dan membuka warung di sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya