SOLOPOS.COM - Penyerahan bantuan pangan beras dari Perum Bulog Solo, di Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Kota Solo, pada Jumat (15/9/2023). (Solopos.com/Galih Aprilia Wibowo).

Solopos.com, SOLO – Lebih dari 1.200 ton beras bantuan pangan bakal disalurkan kepada 41.142 keluarga penerima manfaat (KPM) di Kota Solo selama tiga bulan. Bantuan ini didistribusikan oleh Perusahaan Umum (Perum) Badan Urusan Logistik (Bulog) Solo sebagai salah satu upaya menekan fluktuasi harga beras di pasar.

Pendistribusian bantuan pangan cadangan beras pemerintah (CBP) periode September hingga November 2023 dimulai di Kantor Kelurahan Jayengan, Kecamatan Serengan, Solo, pada Jumat (15/9/2023). Agenda tersebut akan berlanjut di titik lain.

Promosi Telin & BW Digital Berkolaborasi Percepat Konektivitas di Wilayah RI-Australia

Wakil Pimpinan Perum Bulog Solo, Andrew R. Shahab, menjelaskan penyaluran bantuan ini dilakukan kembali setelah tahap I telah sukses dilakukan sebelumnya. Para KPM tersebut akan mendapatkan beras sebanyak 10 kilogram (kg) selama tiga bulan, mulai dari September hingga November.

Ia berharap kegiatan ini bisa berlangsung dengan lancar dan dapat membantu menekan fluktuasi harga beras. Sehingga, lanjut dia, masyarakat masih bisa mengakses komoditas pangan pokok, terutama beras.

Penyaluran tersebut akan dilakukan di kelurahan di masing-masing kecamatan untuk menyasar semua KPM. Misalnya, di Banjarsari ada 13.191 KPM, kemudian di Jebres sebanyak 10.983 KPM. Selanjutnya di Laweyan terdapat 5.678 KPM, kemudian di Pasar Kliwon ada 7.381 KPM, serta Serengan ada 3.909 KPM.

Andrew menjelaskan ada penyesuaian jumlah KPM pada tahap II ini dibandingkan tahap sebelumnya. Hal ini berdasarkan data dari Badan Pangan Nasional, Kementerian Sosial (Kemensos) dan pemerintah daerah setempat. Penyaluran bantuan pangan ini juga dilakukan di wilayah Soloraya lainnya.

“Di Kota Solo ada 41.142 KPM per bulan, penyaluran per bulan sekitar 411 ton. Jadi untuk tiga bulan sekitar 1.200 ton untuk Kota Solo saja. Penyaluran dilakukan secara bertahap dan diusahakan selesai 5-6 hari ke depan,” papar Andrew saat ditemui Solopos.com di sela-sela acara pada Jumat.

Penyaluran tersebut dilakukan secara bertahap sebab menyesaikan ketersediaan lokasi di masing-masing desa. Beras yang disalurkan merupakan jenis beras medium yang merupakan serapan dari Perum Bulog Solo dari mitra Soloraya hingga Jawa Timur. Penyerapan tersebut dilakukan dengan skema komersial ataupun melalui skema public service obligation (PSO).

Saat ini di gudang Bulog Solo ada sekitar 17.000 ton hingga 18.000 ton stok beras yang ia jamin cukup hingga panen raya berikutnya, yaitu awal 2024 nanti. Sebanyak 7.000 ton hingga 8.000 ton beras di antaranya merupakan beras impor.

Andrew mengaku penyaluran bantuan pangan ini hanya menggunakan beras lokal, bukan beras impor. Ia menyebut beras impor digunakan sebagai cadangan pemerintah atau buffer stock.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kota Solo, Tamso menguraikan pemerintah memang perlu beperan ketika terjadi fluktuasi harga. Senada dengan Andrew, ia menyebut hal ini salah satu upaya untuk menekan tingginya harga beras.

“Pemerintah perlu membantu meringankan masyarakat yang tidak mampu ada kenaikan harga beras. Upaya ini juga diharapkan bisa membuat harga beras bisa normal lagi,” terang Tamso.

Khorinisa, 61, tersenyum lebar seusai menerima bantuan beras tersebut. Warga Kelurahan Jayengan ini bersyukur beras ini bisa mencukupi kebutuhan anak dan cucunya sehari-hari. Ia tidak harus mengeluarkan uang lagi untuk membeli beras. Mengingat harga beras sudah cukup mahal di kantongnya. Harga beras saat ini berkisat Rp13.000/kg hingga Rp14.000/kg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya